Sobat KIM, seperti kita ketahui bersama bahwa saat ini dengan kemajuan teknologi saat ini gelombang tsunami informasi benar-benar membanjiri kehidupan, ratusan bahkan ribuan tontonan bisa kita nikmati kapanpun dimanapun dan oleh siapapun. Namun tahukah sobat KIM bahwa dibalik semua informasi dan seperti yang sobat KIM ketahui tontonan itu ada juga dan bahkan banyak yang sebenarnya tidak layak konsumsi.
Nah kali ini KIM Winongo akan sedikit berbagi tentang apa itu sensor mandiri, agar nantinya minimal sobat KIM bisa menjadi benteng serta filter tsunami tontonan itu sekup kecilnya untuk keluarga dan lingkup besarnya di masyarakat sekitar. Materi ini kami dapat dari kegiatan sosialisasi LSF di Kelurahan Winongo dalam acara Desa Budaya Sensor Mandiri (baca : https://kimwinongo.madiunkota.go.id/2021/11/08/winongo-sebagai-desa-budaya-sensor-mandiri-tingkatkan-kesadaran-kritis-terhadap-tontonan/)
Apa itu Sensor Mandiri?
Sensor Mandiri adalah perilaku sadar dalam Memilah dan Memilih Film yang akan diproduksi, dipertunjukkan dan/atau ditonton
Mengapa perlu Sensor mandiri?
Perubahan yang terjadi pada teknologi mekanik dan elektronik menjadi analog mengakibatkan sekarang khalayak dapat berinteraksi dengan media massa, dapat mengisi konten media massa dan juga dapat mengontrol Kapan dimana dan bagaimana mereka mengakses dan berhubungan dengan informasi.
Menonton film di era digital ini sangat mudah penonton dapat menonton film apa saja dimana saja dan kapan saja
Bagaimana cara memilah dan memilih tontonan ?
untuk memilah dan memilih sobat KIM bisa berpatokan kepada film/tontonan untuk usia berapa, tentang apa, bagimana gambar, adegan, dialog dan suara dalam film itu serta adakah hikmah yang dapat diambil dari film/ tontonan tersebut.
Hal-hal apa saja yang perlu diwaspadai di dalam film?
petama tidak menghina, melecehkan, menodai dan menistakan dan bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI Lambang atau Simbol Negara; kedua tidak mendorong dan atau mengajak seseorang melanggar hukum dan tata pemerintahan; ketiga idak mendorong perilaku permisif yang bisa merusak atau mengancam ketahanan budaya dan yang keempat tidak mendorong perilaku konsumtif.
Hal-hal sensitif yang perlu diperhatikan didalam film
hal sensitif yang harus selalu diperhatikan yaituagama, kekerasan, perjudian, narkotika, psikotropika dan zad adiktif (Nafza), diskriminasi SARA, gender dan stereotipe serta pornografi.
Bagaimana tips menonton film?
yang perlu sobat KIM lakukan adalah pertama dampingi anak saat menonton, kedua pilih film sesuai usia anak; ketiga batasi jam menonton dan keempat mengingatkan hal-hal baik yang patut ditiru dan penanaman nilai -nilai positif pada anak
“MARI MENONTON SESUAI USIA”
lebih jelas berikut video penjelasannya :
More Stories
KIM HACKATHON 2023
PERSIAPAN AKB 2022
Yuk !!! Kita telaah UU PDP